ALLAH itu memang adil dan tau apa yang terbaik untuk umatnya.
Iya percaya lah itu, jadi setiap mendapat masalah jangan bilang "ALLAH gak sayang aku, ALLAH gak adil". Justruh saat kamu mendapatkan masalah itulah letak keadilan dan kasih sayang ALLAH kepada kita.
hemmmm kenapa tiba-tiba jadi ngomongin kek gini, karna hari ini aku mendapat kabar yang menurutku tidak mengenakkan. Bukan, bukan tidak mengenakkan dari pihakku tapi dari pihak orang lain.
Jadi gini ceritanya, masih ingat kan tentang ceritaku yang aku pernah menjadi korban bullying, kalo yang belum pernah baca nih aku kasih klik aja . Nah salah satu orang yang ngebully itu pada akhirnya atau bisa lah dibilang akhir-akhir ini mengalami hal tidak mengenakkan dalam hidupnya, Astaugfirullahhaladzim ...
Tidak, aku tidak pernah minta ALLAH buat ngebales semua kejadian tidak mengenakkan itu, aku hanya minta pada ALLAH kembalikan aku pada kehidupanku semula, tapi ternyata ALLAH berkata lain, ALLAH menunjukkan keadilannya padaku. Iya mungkin ini keadilan buatku tapi tidak buatnya.
Sebenarnya bukan kali ini saja aku menyadari keadilan dari ALLAH, sebenernya dari awal waktu aku pernah mengalami masalah bullying itu ALLAH sudah memperlihatkan "keadilan" padaku.
Jadi gini ceritanya, aku pernah mengalami kecelakan, iya jatuh dari sepeda ampe babak belur, bibir jontor, gigi ilang, kaki gak bisa ditekut tapi sepeda Alhamdulillah baik-baik saja :) . Nah waktu itu sekelompok orang yang sering membullyku semakin senang melihatku menderita, iya mereka tertawa diatas penderitaanku, dan ada seorang yang mengataiku jelas didepanku "kapok koe tiba, babak belur to lambene jontor, raksakno" ( kapok kamu jatuh, babak belur kan bibir jontor, rasain), dia mengatakan itu sambil tertawa puas didepanku, aku hanya diam dan berkata dalam hati "Tuhan kuatkan aku" tanpa membalas perkataan itu........ Dan taukah kalian keesokan harinya apa yang terjadi, yap orang yang mengataiku itu keesokan harinya tersrempet motor dan dia mengalami luka di bibirnya juga. Apakah aku bahagia melihat dia merasakan apa yang aku rasakan? TIDAK aku tidak bahagia, tapi aku merasa "kok gini ya? mereka gak harus dapet hal yang sama kok, jatuh kan rasanya sakit, kasian dia kesakitan" (beneran aku ngerasa gini suer dah suer tekewer kewer).
Tapi kejadian itu tidak membuat mereka jera untuk membullyku mereka tetap membullyku dan aku tetap dengan sikapku, diam tak membalas. Kejadian itu berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, iya 3 tahun dan aku diam selama itu pula.
Dan ternyata sikap diamku itu benar, aku diam bukan berarti aku kalah atau meeka menang. Tidak, karena hal ini bukanlah sebuah pertarungan. Dan saat ini semua semakin jelas atas jawaban dari sikapku itu. Iya ALLAH benar-benar menunjukkan kebenaran dalam sikapku. Iya satu persatu dari mereka setidaknya sempat merasakan apa yang aku rasakan. Tapi apakah mereka mengalami trauma sikologis atau tidak aku tidak tau. Dan aku masih tetap dengan sikapku "aku tidak bahagia melihat mereka 'tersakiti' ".
Hal ini semakin memantapkanku untuk mengatakan " Jangan pernah membalas orang yang menyakiti kita, karna ALLAH itu adil"
Dan aku berterimakasih kepada ALLAH karena membuatku pernah mengalami hal itu semua, karena hal itu membuatku semakin kuat dan semakin menyayangi-NYA.
Setiap kejadian dalam hidup kita ini pasti ada hikmahnya jika kita mau melihatnya dari sudut pandang positif.
Kamis, 24 Januari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
Jogjaku juga Jogjamu
Aku sitra lahir di jogja, tumbuh di jogja, sekolah dari tk sampe universitas di jogja yang belum tau di jogja atau enggak itu kerja sama nikahnya. Tapi aku berharap bisa kerja dan nikah di jogja.
Mungkin kalian akan berfikir "apa gak bosen seumur hidup dijogja?". Jawabanku dengan tegas menyatakan "tidak".
Sama sekali tidak terbersitkan rasa bosan ada di kota ini, kota penuh makna, walaupun aku tersakiti di kota ini, tapi rasa sakit itu tidak bisa membuatku merasa membenci kota ini.
Kota jogja adalah kota dengan seribu warna, kota dengan adat budaya yang indah namun masyarakatnya bukan masyarakat yang "ketinggalan jaman". Kota dengan seribu keramahannya, kota dengan seribu kenyamanannya. Kota dengan seribu keistimewaannya.
Mungkin terdengar "lebay" dengan kata "seribu", tapi itulah yang aku rasakan. Kota ini benar-benar membelaiku sehingga aku enggan untuk meninggalkannya.
Namun ada yang mengusik ku tentang kotaku ini, dalam setiap tayangan FTV yang di tayangkan oleh stasiun televisi. Iya benar mereka menggambarkan kota ini begitu indahnya dnegan keramahan masyarakatnya tapi yang membuatku merasa "sakit hati" adalah mereka menggambarkan orang jogja sebagai orang yang ndeso/katrok/ketinggalan jaman, mudah ditipu. Kenapa harus digambarkan seperti itu? apakah memang orang Jogja lebih katrok dari orang jakarta? setidaknya yang aku tau dari pengalamanku, aku punya teman dari jakarta dibandingkan dengan dia aku tidak seketinggalan jaman seperti yang ada di ftv-ftv itu.
Aku sangat keberatan dengan penggambaran orang jogja yang seperti itu dalam ftv, karena hal itu bisa membuat orang jogja benar-benar dianggap seperti dalam tanyangan ftv tersebut. Tidak semua penikmat ftv itu orang yang cerdas dalam menyaksikan tayangan, jadi bisa saja mereka benar-benar menganggap kami orang yang "mudah ditipu".
Kami memang tidak menggunakan bahasa loe gue, tapi seharusnya dalam penggambaran dalam ftv bisa dong digambarkan seperti keadaan yang sebenarnya (seperti jika berlokasi di jakarta).
Jadi mohon maaf jika ada ftv yang berlokasi di jogja aku tidak suka menyaksikannya, karena itu bisa "menyakiti perasaanku" dengan penggambaran-penggambaran yang tidak sesuai. Seharusnya bisakan menampilkan apa adanya dari jogja dimana kami memang masih menjunjung budaya dengan sangat hormat namun kami tidak ketinggalan dalam hal perkembangan jaman. Jadi, tolonglah jaga image jogja seperti kalian memiliki jogja karena jogja juga jogjamu.
Tapi hal itu tidak mengurangi rasa cintaku pada jogjaku.
Seribu alasan kenapa aku mencintai jogja dengan mudah aku temukan namun satu alasan kenapa aku membenci jogja sangat sulit kudapatkan.
Jadi marilah kita sama-sama menjaga nama baik jogja, karena jogjaku juga jogjamu :)
Langganan:
Postingan (Atom)