Kamis, 10 Januari 2013

Jogjaku juga Jogjamu


Aku sitra lahir di jogja, tumbuh di jogja, sekolah dari tk sampe universitas di jogja yang belum tau di jogja atau enggak itu kerja sama nikahnya.  Tapi aku berharap bisa kerja dan nikah di jogja.
Mungkin kalian akan berfikir "apa gak bosen seumur hidup dijogja?".  Jawabanku dengan tegas menyatakan "tidak".
Sama sekali tidak terbersitkan rasa bosan ada di kota ini, kota penuh makna, walaupun aku tersakiti di kota ini, tapi rasa sakit itu tidak bisa membuatku merasa membenci kota ini.

Kota jogja adalah kota dengan seribu warna, kota dengan adat budaya yang indah namun masyarakatnya bukan masyarakat yang "ketinggalan jaman".  Kota dengan seribu keramahannya, kota dengan seribu kenyamanannya.  Kota dengan seribu keistimewaannya.
Mungkin terdengar "lebay" dengan kata "seribu", tapi itulah yang aku rasakan.  Kota ini benar-benar membelaiku sehingga aku enggan untuk meninggalkannya.

Namun ada yang mengusik ku tentang kotaku ini,  dalam setiap tayangan FTV yang di tayangkan oleh stasiun televisi. Iya benar mereka menggambarkan kota ini begitu indahnya dnegan keramahan masyarakatnya tapi yang membuatku merasa "sakit hati" adalah mereka menggambarkan orang jogja sebagai orang yang ndeso/katrok/ketinggalan jaman, mudah ditipu.  Kenapa harus digambarkan seperti itu? apakah memang orang Jogja lebih katrok dari orang jakarta? setidaknya yang aku tau dari pengalamanku, aku punya teman dari jakarta dibandingkan dengan dia aku tidak seketinggalan jaman seperti yang ada di ftv-ftv itu.

Aku sangat keberatan dengan penggambaran orang jogja yang seperti itu dalam ftv, karena hal itu bisa membuat orang jogja benar-benar dianggap seperti dalam tanyangan ftv tersebut.  Tidak semua penikmat ftv itu orang yang cerdas dalam menyaksikan tayangan, jadi bisa saja mereka benar-benar menganggap kami orang yang "mudah ditipu".

Kami memang tidak menggunakan bahasa loe gue, tapi seharusnya dalam penggambaran dalam ftv bisa dong digambarkan seperti keadaan yang sebenarnya (seperti jika berlokasi di jakarta).
Jadi mohon maaf jika ada ftv yang berlokasi di jogja aku tidak suka menyaksikannya, karena itu bisa "menyakiti perasaanku" dengan penggambaran-penggambaran yang tidak sesuai. Seharusnya bisakan menampilkan apa adanya dari jogja dimana kami memang masih menjunjung budaya dengan sangat hormat namun kami tidak ketinggalan dalam hal perkembangan jaman. Jadi, tolonglah jaga image jogja seperti kalian memiliki jogja karena jogja juga jogjamu.

Tapi hal itu tidak mengurangi rasa cintaku pada jogjaku.
Seribu alasan kenapa aku mencintai jogja dengan mudah aku temukan namun satu alasan kenapa aku membenci jogja sangat sulit kudapatkan.

Jadi marilah kita sama-sama menjaga nama baik jogja, karena jogjaku juga jogjamu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar